Minggu, 26 Maret 2017


Keindahan batik memang tak pernah bisa dipungkiri. Batik Gedog Tuban yang kaya motif, warna dan fungsi itu kini telah dikenal luas. Masyarakat Tuban, Jawa Timur, mengenal batik dengan sebutan batik gedog. Gedog berasal dari bunyi dog-dog yang berasal dari alat menenun batik. Perajin batik di Tuban, turun temurun membatik pada kain tenun. Proses pembuatan batik gedog  Tuban butuh waktu sekitar tiga bulan. Pasalnya, perajin harus melewati proses panjang memintal benang, menenun, membatik dan pewarnaan dengan bahan alami.


Uswatun Hasanah, kolektor sekaligus perajin batik tulis tenun gedog khas Tuban, menggeluti dunia membatik dan membuka kursus membatik sejak tahun 1993. Sanggar yang ia namakan Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu, kini membina 200 perajin di desa Kedungrejo, kecamatan Kerek, kabupaten Tuban, Jawa Timur.

“Ada 200 perajin di desa Kedungrejo dan sekitarnya. 20 perajin yang bekerja di rumah masing-masing. Anak-anak perempuan yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) juga dilatih membatik dan mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan dari membatik. Mereka bisa bersekolah dengan uang sendiri. Meski membatik, anak-anak harus tetap pulang saat waktunya belajar atau mengaji,” jelas Uswatun kepada eastjavatraveler.com saat kunjungan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya bersama Semen Gresik, Minggu (15/05) siang.

Sanggarnya, merupakaan sanggar binaan PT Semen Gresik Tbk yang ada di Tuban. Batik tulis Tuban sendiri mempunyai 100 ragam motif batik, 40 diantaranya sudah dipatenkan pemerintah daerah setempat sebagai upaya pelestarian budaya. Mudah saja membedakan batik Tuban, karena batik yang diaplikasikan pada kain tenun hingga katun, kebanyakan adalah batik tulis. Hanya beberapa perajin saja yang masih mengaplikasikan batik cap di Tuban.

Ragam motif dan fungsinya
Batik tulis tenun Tuban terbagi dua model, kain berukuran dua meter (tapih) dan selendang. Soal fungsi, kain batik Tuban biasanya digunakan sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang mampu, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban. “Paling sedikit pihak laki-laki membawa lima lembar kain batik sebagai hantaran pernikahan,” lanjut wanita yang pernah menyabet penghargaan Upakarti Republik Indonesia pada tahun 2010 lalu. Nilainya yang tinggi, membuat masyarakat Tuban biasanya menyimpan kain batik untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

Mengenai motif, Uswatun menjelaskan, batik Tuban dikenal dengan motif panji serong, panjiori atau panji krendil. Motif ini dulunya dipakai oleh priyayi. Namun kini, batik Tuban bisa dinikmati dan dikoleksi berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, tanpa mengenal status sosial.


Ragam motif kain batik Tuban bisa dimiliki siapa saja yang mampu. Pasalnya, kain batik tulis tenun Tuban memiliki harga mulai Rp 600.000. Meski begitu, berbagai motif batik Tuban juga bisa dinikmati masyarakat dengan harga lebih murah. Perbedaannya di bahan dasar kainnya. Motif panji-panjian ini juga bisa diaplikasikan pada bahan katun atau blacu. Alhasil, harganya pun menjadi lebih terjangkau, mulai Rp 40.000. “Selain motif panji, kain batik (tapih) menyerupai sarung di Tuban juga memiliki motif religi seperti kijing miring dan ilir-ilir,” pungkasnya.

Kain dan selendang batik tulis tenun Tuban biasanya berwarna kecoklatan. Warna gelap menjadi ciri khas batik gedog dari Tuban. Meski begitu, Anda juga bisa menemui batik Tuban berwarna cerah. Batik Tuban punya kharisma dan keindahan yang khas dan unik. Selembar kain batik tenun tulis Tuban mewakili kreativitas perajin yang tak pernah mati, selain juga kegiatan membatik yang mengandalkan bahan dasar dari alam.
naskah/foto:frannotohttp
sumber://www.eastjavatraveler.com/mengenal-ragam-dan-motif-batik-tulis-tenun-gedog-tuban/

1.Motif Batik Sekar Jagad
Motif ini adalah salah satu motif yang sangat khas di Indonesia. Batik jenis ini berasal dari Jawa, lebih tepatnya Yogyakarta. Batik Jogja ini mempunyai makna segar jagad adalah keindahan atau kecantikan yang membuat orang yang melihatnya jadi terpesona.Ada juga yang menafsirkan bahwa motif yang berbentuk seperti pulau-pulau ini maksudnya adalah sesuai namanya, yaitu sekar jagad. Dalam bahasa Jawa, “kar jagad” memiliki arti peta dunia.

2.Motif Batik Sidomukti Magetan
Motif batik asal kabupaten Magetan ini memiliki motif dasar gambar bambu. Sebagaimana batik-batik lainnya, biasanya batik ini dipakai pada acara-acara resmi atau upacara adat. Makna dan filosofi dari motif batik sidomukti ini adalah harapan untuk mendapatkan ketenangan lahir batin.

3.Motif Batik Kraton

Pada awalnya, motif batik keraton sangat eksklusif. Rakyat biasa tidak diperkenankan untuk memakai motif ini karena yang boleh memakai hanya Sultan dan keluarganya saja. Namun belakangan, peraturan tersebut dicabut dan rakyat biasa sudah boleh memakai motif ini.
Diantara penyebab eksklusifnya motif ini adalah karena penemu motif awalnya adalah putri-putri keraton Yogya sendiri yang notabene masih anggota keluarga Sultan. Sebenarnya, sangatlah banyak model baju batik yang dimiliki oleh Keraton Yogya, namun yang di gambar ini adalah yang paling populer.


4.Motif Batik Jepara

Motif batik Jepara bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motif lama dan motif baru. Motif batik jepara lama memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, flora dan fauna daun ulir hijau dan lainnya. Sedangkan batik baru Jepara adalah batik tulis yang banyak variasinya. Batik Jepara sendiri juga terkenal dengan sebutan Batik kartini. Kamu bisa menemukan berbagai macam motif batik di kota Jepara.

5. Motif Batik Solo 

                                     


Ciri khas batik dari solo yang sering disebut juga sebagai batik sogan adalah warna motifnya yang berwarna kecokelatan. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional dengan hanya memakai bahan-bahan alami sebagai pewarnanya. Filosofi motif batik Solo adalah gelombang-gelombang sungai bengawan solo yang membawa ketenangan.


sumber:http://www.satujam.com/motif-batik-indonesia/
    Perlengkapan yang diperlukan untuk membatik tidak banyak mengalami perubahan dari dahulu sampai sekarang.  Dalam proses membantik peralatan yang digunakan masih bersifat tradisonal. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses membatik meliputi :
A. Bahan Baku :

Kain Putih / Mori

Pada awal kemunculannya, yang digunakan sebagai bahan batik adalah kain hasil tenunan sendiri.  Kemudian sejak sekitar abad ke-19 mulai digunakan kain putih impor. sekarang ini dapat dengan mudah mendapatkan kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang dapat digunakan pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis sutera. Ukuran pun tidak harus lebar, cukup dengan ukuran kecil
Bahan baku yang biasa digunakan untuk batik adalah Mori. Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam, dan  jenisnya sangat menentukan baik buruknya mutu batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya. mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan “kacu”. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Maka yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuranlebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
2.      Lilin / malam

      Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara  dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan . Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin.
3. Pewarna Batik

       Pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda. Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut. Di Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau mengkudu, nila, dan soga kayu
  B. Peralatan membatik :
1. Gawangan
 
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bamboo. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.Gawangan berbentuk menyerupai gawang dengan dua kaki di kanan dan kiri yang berfungsi sebagai penyangga sebuah bilah atau pilar.Kadang-kadang jumlah pilar atau bilah lebih dari satu. Tinggi gawangan sekitar 50 cm dan panjang bilah sekitar 1 meter. Gawangan  biasanya terbuat dari bahan besi, kayu, atau bambu

2.  Bandul

Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok    bandul  adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.

3. Canting
                                              


CantingCanting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membatik. Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya Bentuk canting beraneka ragam, dari yan berujung satu hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting terdiri dari tiga bagian. Pegangan canting terbuat dari bambu. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin malam, serta ujung yang berlubangsebagai ujung pena tempat keluarnya lilin malam. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, pada awalnya banyak yang menggunakan canting yang terbuat dari tempurung kelapa . Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik. Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon.


4.      Wajan


Wajan ialah perkakas yang digunakan  untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain


5.      Kompor

      Kompor adalah alat untuk membuat api untuk memanaskan lilin malam.  Kompor yang biasa digunakanadalah kompor dengan bahan bakar minyak.


   
6.   Pola



Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif  batik  yang akan dibuat. Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau sepertiga panjang pola A. jika pola A 1/4 kacu, ola B 1/12 kacu; Pola A ½ kacu, pola B 1/6 kacu. Yang dimaksud pola ¼, ½ atau 1/3    kacu ialah lebar pola 1/4, ½, atau 1/3 ukuran sebuah sisi sekacu mori. Tetapi ukuran pola A dan B sering tidak seperti yang dikatakan di atas, karena masing-masing   tidak digunakan dalam selembar mori, atau karena ukuran lebar mori tidak selalu sama.


sumber:https://batikkirani.blogspot.co.id/2013/01/perlengkapan-yang-diperukan-untuk.html

Perkembangan Batik Nusantara Jakarta

Batik Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-19. Pembatikan baju batik ini dibawa oleh kaum pendatang dari Jawa Tengah, kebanyakan didaerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang, yaitu : Karet, Bendungan Hilir, Kebayoran Lama dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet. Ciri khas kain batik Betawi yaitu kain sarung dengan menonjolkan motif Tumpal, yaitu bentuk motif geometris segitiga sebagai barisan yang memagari bagian kepala kain dan badan kain. Saat dikenakan, Tumpal harus ada dibagian depan.


Batik motif Ondel-ondel khas Betawi

 

Motif burung hong juga masuk dalam ciri khas batik Betawi sebagai perlambang kebahagiaan. Motif batik Betawi lebih berfokus pada kesenian budaya Betawi yang dipengaruhi oleh budaya Arab, India, Belanda dan Cina. Dilihat dari motifnya, batik Betawi terbagi dari beberapa jenis, yaitu Ondel-ondel, Nusa Kelapa, Ciliwung, Rasamala dan Salakanegara. Dari namanya, motif batik Betawi memiliki asal usul Loreng Ondel-ondel dibuat sebagia boneka yang dapat menolak bala. Motif ini mengandung harapan agar pemakainya mendapat kehidupan yang lebih batik serta jauh dari bala. Biasanya jenis dan motif batik Betawi digunakan pada acara besar adat Betawi.

 Batik motif Buket Latar Gabah Sinawur,

















Batik motif Buket Latar Gabah Sinawur, motif asal daerah pesisir Pekalongan ini, oleh Iwan Tirta digubah dan digayakan dengan proses pewarnaan corak Solo yang anggun.
Sebenarnya motif ini berasal dari daerah pesisir Pekalongan, oleh Iwan Tirta digubah dan digayakan dengan proses pewarnaan corak Solo yang anggun, kemudian dikoleksi oleh Danar Hadi. Sebenarnya ini adalah Selendang Stel dengan Kain Panjangnya.
Sedangkan motif Nusa Kelapa memiliki ide desain dari Peta Ceila yang dibuat pada tahun 1482 – 1521 saat pemerintahan Prabu Siliwangi. Dari peta tersebut diketahui bahwa Jakarta dulu bernama Nusa Kelapa, hingga menjadi Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia dan Jakarta. Nama Nusa Kelapa ini diambil dari peradaban manusia yang berasal dari tepian Sungai Ciliwung. Konon penguasa Portugis dan Belanda begitu tertarik dengan Sungai Ciliwung hingga bermaksud menguasai Betawi. Sesuai namanya, pemakaian batik ini diharapkan pemakainya menjadi pusat daya tarik dan sebagai simbol rezeki yang terus mengalir bak sebuah aliran kali.


Batik motif Buket Pesisiran,  















Jadi diperkirakan motif ini berasal dari daerah pesisir Pekalongan, oleh Iwan Tirta digubah dan digayakan, artinya modifikasi antara motif gaya pesisir dipadukan dengan motif gaya Solo berupa Naga, selanjutnya diproses pewarnaan corak Solo yang anggun, kemudian dikoleksi oleh Danar Hadi.

Batik motif Rasamala menggambarkan riwayat Belanda saat masuk ke wilayah Sunda Kelapa. Saat ini daerah Sunda Kelapa masih berupa hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon jenis Rasamala. Warga Betawi menganggap keramat pohon Rasamala karena baunya yang wangi, kulit kayu Rasamala dijadikan setanggi. Sedangkan motif batik Salakanagara merupakan batik yang mengangkat motif bertemakan kerajaan pertama di tanah Betawi yang didirikan oleh Aki Tirem pada 130 masehi. Nama Salakanegara berkaitan dengan kepercayaan yang menganggap gunung mempunyai kekuatan dan gunung itu diberi nama Gunung Salak. Keunikan lainnya dari batik Betawi adalah warga Betawi itu sendiri, baik kalangan atas maupun kalangan bawah menggunakan motif yang sama, yang membedakan adalah pemilihan bahannya. Untuk kalangan atas, umumnya terbuat dari bahan mori halus cap sen. Sedangkan untuk kalangan bawah, terbuat dari mori kasar atau belacu.
Batik Betawi menjadi bahan pakaian yang populer dikalangan penduduk Betawi laki-laki pada akhir abad ke-19, terutama di wilayah Betawi Tengah. Mereka menggunakan batik sebagai bahan celana seperti orang-orang Belanda. Batik Betawi juga digunakan untuk pakaian sehari-hari untuk keperluan hajatan dan pelesiran. Namun sayang batik kuno khas Betawi sulit untuk dijumpai lagi. Keberadaan batik Betawi hanya sering ditemui pada pameran ataupun acara besar adat Betawi.

Batik Betawi motif Penari Topeng  

                                       












Bahan-bahan baku batik yang digunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya, warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta. Batik Betawi memiliki warna yang ”ngejreng” nan mencolok, seperti hijau, merah dan kuning.

Batik parang parung tumpal buket termasuk corak motif pesisiran (Pekalongan) namun dikembangkan dan digayakan dalam tatawarna sogan kehijauan oleh Setyowati, maka banyak orang menyebutnya batik Setyowatianan.


Batik motif buket pesisir Jawa 















Adapun motifnya melambangkan potret kehidupan yang lekat dengan Betawi, seperti burung hong dan kembang mayang. Ada juga motif ondel-ondel, naga, gigi buaya berupa tumpal segitiga, lereng parang barong ceplok Barongsai. Pemakai batik Ciliwung akan menjadi pusat perhatian dan sebagai simbol rezeki yang mengalir terus. Motif lereng ondel-ondel diambil dari suasana perayaan HUT DKI Jakarta dengan berbagai macam pagelaran, termasuk ondel-ondel sebagai boneka tolak bala. Motifnya mengandung harapan agar pemakainya mendapat kehidupan yang lebih batik. Secara umum motifnya dipengaruhi budaya Arab, India, Belanda dan Cina, seperti Barongsai, Imlek, Cap Gomeh dan Pe Chun.

SUMBER:http://www.kampoengbatikpalbatu.com/perkembangan-batik-nusantara-jakarta/

Rabu, 08 Februari 2017

Cara membuat batik tulis.




 Batik tulis merupakan salah satu cara dalam pembuatan bahan pakaian. batik tulis mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah cara pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam yang digunakan untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain batik tulis tersebut. Merujuk pada literatur internasional, cara ini lebih dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Sedangkan pengertian kedua yaitu kain atau pakaian yang diciptakan dengan teknik tersebut dengan penggunaan motif-motif tertentu agar memiliki kekhasan dan filosofi tertentu.

Cara Pembuatan Batik Tulis

Pada awalnya batik tulis diciptakan di atas bahan kain dengan warna dasar putih yang terbuat dari bahab kapas yang biasa dinamakan kain mori. Pada masa sekarang batik tulis juga diciptakan di atas bahan kain yang lain seperti bahan poliester, sutera, rayon dan berbagai bahan kain sintetis lainnya. Cara membuat batik tulis, untuk Motif batik tulis, dibentuk menggunakan cairan lilin dengan media alat yang biasa dinamakan canting untuk penggunaan motif kain batik tulis halus, atau menggunakan kuas untuk motif batik tulis berukuran besar, sehingga cairan lilin akan lebih meresap ke dalam serat kain batik. Kain yang telah dilukis menggunakan lilin selanjutnya dicelup dengan warna yang dikehendaki, pada umumnya dimulai dari warna-warna muda. Proses Pencelupan selanjutnya dilakukan pada motif lain dengan warna yang cenderung lebih tua atau gelap. Untuk detail urutan proses pembuatan batik tulis adalah sebagai berikut.

Alat- alat yang diperlukan untuk proses pembuatan batik:

Canting, merupakan alat untuk membatik, biasanya alat ini terbuat dari tembaga dimana ujungnya menyerupai atau mirip dengan paruh  burung.
Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan atau menaruh kain yang akan diberi motif batik tulis. Gawangan ini biasanya terbuat dari bahan kayu atau bambu.
Wajan, mempunyai ukuran kecil yang digunakan untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan ini terbuat dari tanah liat atau tembaga.
Kompor kecil atau anglo, biasa dipakai untuk memanaskan wajan kecil tersebut.
Lilin atau malam, dibuat dari campuran berbagai jenis bahan yaitu daun gondorukem, parafin, dan lemak minyak kelapa.
Bahan pewarna, biasa memakai pewarna alami (kulit kayu soga, daun indigo, dll) atau dengan Pewarna kimia/buatan.


Proses Pembuatan Batik Tulis

Ngemplong, merupakan proses paling dasar atau pendahuluan yang diawali dengan proses pencucian kain mori. Tujuannya yaitu menghilangkan kandungan kanji didalamnya. Selanjutnya adalah pengeloyoran, dengan memasukkan kain mori tersebut ke dalam minyak kacang atau minyak jarak yang ada di dalam abuu merang. Kain mori tersebut direndam ke dalam minyak jarak agar kain mori menjadi lemas, tujuannya agar daya serap kain mori terhadap zat pewarna lebih bagus.

  • Nyorek atau Memola, merupakan proses membuat pola atau menjiplak pada kain mori dengan cara mencontoh pola motif yang sudah di mal sebelumnya, atau biasa dikatakan dengan ngeblat. Pola atau motif batik tulis biasanya dibuat pada kertas roti terlebih dahulu, kemudian dijiplak sesuai pola pada kain mori tersebut. Pada proses ini kita dapat menjiplak atau mencontoh secara langsung pada kain mori dengan memakai pensil atau canting. Jika ingin menghasilkan warna yang lebih sempurna dan tidak pecah maka proses membatiknya diulangi pada sisi sebaliknya. Proses ini biasanya disebut ganggang.


  • Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik diatas kain mori, diawali dengan nglowong yaitu menggambar garis-garis di luar pola dan isen-isen yaitu mengisi pola dengan berbagai macam bentuk gambar. Pada proses isen-isen terdapat istilah yaitu nyecek, berarti membuat isian berupa titik-titik pada pola yang sudah dibuat. Ada pula istilah lain yaitu nruntum, dimana hampir sama dengan proses isen-isen, namun lebih rumit.
  • Nembok, yaitu proses menutupi bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terkena warna dasar, dalam hal ini yang dimaksud adalah warna biru, ditutup dengan lapisan malam yang cukup tebal seolah-olah jadi tembok penahan.
  • Medel, yaitu proses pencelupan kain mori yang sudah dibatik ke dalam cairan pewarna yang dilakukan secara berulang hingga mendapatkan warna yang diinginkan.
  • Ngerok dan Mbirah, pada tahapan ini malam yang ada pada kain dikerok dengan hati-hati memakai lempengan logam, selanjutnya kain dibilas sampai bersih kemudian diangin-anginkan.
  • Mbironi, yaitu proses menutupi warna biru dan pola isen-isen yang berupa cecek atau titik memakai malam. Dilanjutkan dengan proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian kain yang belum diwarnai dengan motif batik tertentu. Hal ini dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
  • Menyoga, berasal dari kata dasar soga, adalah sejenis kayu yang dipakai untuk mendapatkan warna cokelat dengan cara mencelupkan kain mori ke dalam campuran warna cokelat tersebut.


  • Nglorod, ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kain batik tulis dimana pembatik akan melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara menggodok kain yang sudah cukup tua warnanya di air yang mendidih. Selanjutnya kain diangkat dan dibilas dengan air bersih dan diangin-arginkan sampai kain tersebut kering.



  • Menurut asal pembuatan batik tulis, batik Jawa merupakan sebuah warisan budaya bangsa Indonesia, khususnya wilayah Jawa secara turun temurun. Batik Jawa kaya akan motif-motif batik tulisnya. Setiap motif batik mempunyai makna filosofi yang luhur, karena bukan sekedar gambar namun mengandung makna yang luhur.


Mohon kontribusi untuk koreksi penulisan,karena dalam penulisan tentang cara membuat batik tulis ini pasti banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Terima kasih 

Daftar Pustaka“http://id.wikipedia.org/wiki/Batik” diakses pada 19 Nivember 2014 pukul 11.50 WIB
Video Cara Membuat Batik Tulis
  







SUMBER:http://batik-tulis.com/blog/cara-membuat-batik-tulis







Kamis, 02 Februari 2017


MACAM MACAM BATIK

1. Motif Ceplok, Grompol


Motif batik Ceplok ini mencakup berbagai macam desain geometris, biasanya didasarkan pada mawar melingkar, bintang atau bentuk kecil lainnya, membentuk pola simetris keseluruhan pada kain. Berikut ini adalah gambar motif batik Ceplok:











2.Motif batik kawung


Motif batik kawung ini dikenal dengan motif batik tertua, dulunya disediakan untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren kelapadan beberapa mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber energi universal. Nah langsung saja berikut ini adalah gambar motif batik Kawung khas yogyakarta :






 




3.Motif batik Nitik
Motif batik nitik sendiri terkenal dengan motif batik tertua karena dulunya terinspirasi oleh kain tenun dengan patola yang dibawa oleh para pedagang gujarat dari india. dengan design titik titik serta geometri. Dulunya biasanya dipakai oleh orang tua dari pasangan pernikahan orang truntum. berikut ini adalah gambar motif batik Nitik yogyakarta :




Semen, diartikan sebagai tumbuh. Polanya terinspirasi oleh alam, hal itu ditunjukkan dengan gaya daun, gunung, hewan, biasa digunakan pada acara umum, serta masyarakat umumnya juga biasa memakai dalam kesehariannya, berikut ini adalah gambar motif batik semen khas yogyakarta :




4. Batik Kraton



gambar batik kraton
Penjelasannya: Batik ini adalah awal dari berbagai macam batik yang berkembang di Indonesia. Pada motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini dikerjakan oleh putrid putrid keraton maupun oleh pembatik ahli yang ada di dalam lingkungan keraton. Dulunya motif ini terlarang untuk dipakai oleh orang kebanyakan seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris serta beberapa jenis motif yang lain



5. Batik Sudagaran

 

Penjelasan: Batik Sudagaran ini berasal dari motif larangan dari keraton yang dibuat motif baru oleh para seniman yang berasal dari kaum saudagar agar sesuai dengan selera mereka. Para seniman ini juga mengubah motif larangan (terlarang) sehingga bisa dipakai oleh masyarakat kebanyakan. Motif batik ini dikenali dengan design yang terkesan berani dalam hal pemilihan bentuk, penggunaan benda benda alam dan binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang didominasi warna soga atau biru tua.
Batik Sudagaran ini memberikan kwalitas dalam proses pengerjaannya dan kerumitan dalam menghasilkan ragam hias yang baru. Pembuat batik Sudagaran ini merubah batik kraton dengan penambahan isen isen yang lebih rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik/ttik) sehingga terwujud sebuah motif batik yang sangat indah.




SUMBER:http://wahyuaremafc.blogspot.co.id/


Add caption


Kamis, 26 Januari 2017


Sejarah Batik Indonesia

  1.                                                Sejarah Batik Indonesia - Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
  • Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
  • Perkembangan Batik di Indonesia
  • Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
  • Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
  •    
  • Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
  • Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
  • Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.






SUMBER:http://zianka4art.blogspot.co.id/2010/10/sejarah-batik-indonesia.html